Aku melumpuhkan inderaku saat aku bersamamu;
Telinga yang mendengar betapa buruknya dirimu dari orang lain.
Kaki untuk melangkah pergi dari sisimu.
Mata yang melihat dirimu bersama perempuan lain.

Hati yang merasakan kegetiran bahwa kau sesungguhnya tak benar-benar mencintaiku.
Kini aku tak lagi bersamamu.
Tak berarti inderaku tak lagi lumpuh.
Untuk sekedar mendengar bisikan hatiku bahwa aku berharga, aku tak mampu.

Dear men, I’ll make it clear to you. Those who tell you that ‘true love’ is never giving up someone you are in love with are insecure and competitive. Their description on love is based on their needs. Selfish needs. While women who are confident, their spirits fulfilled by themselves know that a 'good bye’ doesn’t mean they never loved you. They realizes that letting you go is what God needs them to do, because both happiness: yours and your lover require taking different journey for spiritual growth. These kind of women show you what 'real love’ is. And you don’t want to catch them still? Win a battle for them? Even after what you have learnt? For God’s sake, these women have endured much. For battles she fight alone, they deserve LOVE.

Masyarakat terbelakang
Memperdebatkan keyakinan

Masyarakat terdepan
Meyakini perdebatan

Albus Severus," kata Harry pelan, sehingga tak ada orang lain kecuali Ginny yang bisa mendengarnya, dan Ginny cukup bijaksana untuk berpura-pura melambai kepada Rose, yang sekarang sudah di atas kereta, "kau dinamakan seperti dua kepala sekolah Hogwarts. Salah satunya adalah Slytherin dan dia barangkali orang paling berani yang pernah kutemui.

seperti telah kubuktikan kepadamu, aku bisa membuat kesalahan seperti orang lain. Malah, karena aku -maafkan aku- agak lebih pintar daripada sebagian besar orang, kesalahanku cenderung lebih besar juga.

Demi persahabatan! Demi kebaikan hati! Demi sepuluh Galleon per helai rambut-!